Modal Nekad, Trio Saudara Gokil Ngerampok Bos Preman Jakarta

  Gembelgaul.com - Starvision dan Pabrik Cerita mempersembahkan "Modal Nekad" sebagai film penutup tahun 2024 yang menghibur dan segar. Film ini mengisahkan tiga bersaudara, Saipul (Gading Marten), Jamal (Tarra Budiman), dan Marwan (Fatih Unru), yang harus kembali bersatu demi melunasi hutang rumah sakit almarhum ayah mereka. Dengan penuh keberanian, mereka mencoba mencuri televisi dari rumah kosong, namun justru terjebak dalam situasi penuh ketegangan saat pemilik rumah, seorang mafia, tiba-tiba kembali. "Modal Nekad" menghadirkan komedi, drama, dan aksi dengan plot twist yang tidak terduga. Film ini digarap oleh Imam Darto, yang juga berperan sebagai penulis dan produser eksekutif, bersama Sesa Nasution dan Warman Nasution. Proses pembuatannya penuh improvisasi, menghasilkan cerita yang segar dan relate dengan dinamika keluarga, terutama hubungan antara kakak-adik. Selain dibintangi oleh Gading Marten, Tarra Budiman, dan Fatih Unru, film ini menampilkan...

Menulis itu Seni Mencuri Maka Jadilah Pencuri Ahli, Joko Pinurbo Salah Satu Masternya

Menulis itu Seni Mencuri Maka Jadilah Pencuri Ahli, Joko Pinurbo Salah Satu Masternya



Gembelgaul.com Menulis itu seni mencuri itu yang diungkapkan Joko Pinurbo atau lebih disapa Jokpin ini saat menjadi pembicara saat bedah buku "Kota-kota kecil yang diangan dan Kujumpai" karya Raudal Tanjung Buana di Graha Pena Jawa Pos Lantai 4 Surabaya pada Jumat sore (22/2/2019).

Jokpin si penyair "Celana" ini menjelaskan bahwa seorang penulis prosa atau puisi tak bisa lepas dari membaca, mendengar atau mengambil ide dari seseorang. "Begitu juga saya, puisi-puisi yang kutulis juga terinspirasi dari orang lain. Salah puisiku  surat kopi yang ada  penggalan  setiap rezeki harus dirayakan dengan secangkir kopi itu  aku ambil dari kitab suci dan orang tidak ada yang tahu. Tapi seni mencuri itu harus ahli dan profesional hingga  seakan-akan itu bukan epigon atau plagiat," jelas Jokpin.

Curi mencuri ide menulis ini menurut Jokpin pernah kejadian pada dirinya, sewaktu itu Jokpin bertemu dengan salah satu  penulis prosa Yusi Avianto Pareanom. Saat Jokpin bercerita bahwa setiap kali ia bepergian ke luar kota dari rumah tinggalnya di Jogja selalu ada kabar bahwa tetangganya meninggal dunia. Dari curhat kecil itu ternyata oleh Yusi "Raden Madangsia Si Pencuri Daging" ini dijadikan sebuah cerpen.
"Lha enak di Yusi untung dan disini yang rugi," celetuk Jokpin mengingat kala itu dan disambut tawa peserta bedah buku.

Semua tak lepas dari curi mencuri ide, begitu karya kumpulan cerpen dari Raudal Tanjung Buana yang dibedah Jokpin ini. Tapi buku "Kota-Kota Kecil yang diangan dan Kujumpai" ini menurut Jokpin sangatlah beda dan belum ia temui pada penulis prosa lainnya. Saat Jokpin membaca buku ini ada 3 elemen ditautkan didalamnya yaitu prosa, puisi dan karya jurnalistik, didalamnya membahas perjalanan ke kota-kota kecil dengan ilustrasi yang sangat indah dan puitik.

Ini diamini oleh sang penulis Raudal Tanjung Buana, ia seperti menceritakan perjalanan yang dilakukan mulai dari tanah kelahiran di Sumatera sampai perpindahan ke Jawa. Sebagian dari cerpen yang ditulis dalam buku ini termuat di Jawa Pos dan semuanya bertema tentang kota-kota.

Selain Jokpin yang hadir dalam bedah buku ini juga dihadirkan dosen Antropologi Universitas Brawijaya ikut membahas secara sisi non sastra. Diakhir acara Jokpin membacakan sebuah puisi terbarunya berjudul "kampungku" yang masih ada korelasi dengan kota-kota kecil milik Raudal Tanjung Buana ini. 


Komentar