Iko Uwais Dirikan Rumah Produksi Uwais Pictures

  Gembelgaul.com - Iko Uwais resmi mendirikan rumah produksi Uwais Pictures, yang berfokus pada film laga dengan standar internasional. Perusahaan ini mencakup berbagai lini, seperti pembiayaan, pengembangan, dan produksi film, dengan tujuan membawa sinema laga Indonesia ke pasar global. Uwais Pictures telah menyelesaikan dua film perdananya, Ikatan Darah dan Timur, yang dirilis pada 2024. Ikatan Darah, disutradarai oleh Sidharta Tata, mengisahkan mantan atlet pencak silat yang berjuang melawan jaringan lintah darat demi menyelamatkan kakaknya. Sementara itu, Timur, yang menjadi debut penyutradaraan Iko Uwais, terinspirasi dari misi penyelamatan sandera di Indonesia tahun 1996. Dalam kepemimpinan Uwais Pictures, Iko Uwais menjabat sebagai Chairman, didampingi oleh Ryan Santoso dan Yentonius Jerriel Ho sebagai Chief Executive Producers serta Adamy Nurdin sebagai Chief Operating Officer. Sebagai aktor dan koreografer laga, Iko Uwais telah dikenal di berbagai film internasi...

Faisal Oddang dan Raudal Tanjung Banua Raih Cerpenis Terbaik Kompas 2018



Gembelgaul.com - Tak dipungkiri bahwa halaman cerpen Kompas yang di cetak tiap minggu jadi barometer penulis prosa untuk menggelontorkan karyanya. Dan juga tiap tahun cerpen-cerpen dibukukan dan dipilih terbaik untuk jadikan judul kumpulan cerpen. Tradisi itu tetap bergulir, pada tahun ini dua cerpenis nasional Faisal Oddang dan Raudal Tanjung Banua menyabet penghargaan Cerpenis Terbaik dalam Cerpen Pilihan Kompas 2018 dari 23 karya pilihan.

"Pada awalnya saya mengira sedang menyuarakan suara orang-orang terbungkam, yang terpinggir dan tak dapat banyak kesempatan bersuara, ternyata tidak--itu terlalu besar dan kemampuan saya melakukannya saya pikir belum memadai. Rupanya, saya hanya sedang mengolah ulang cerita-cerita yang pernah saya dengar dan alami, dalam konteks cerpen 'Kapotjes dan Batu yang Terapung', saya mengingat cerita orang di kampung bahwa dulu perempuan membaluri badan mereka dengan arang agar tampak tak menarik, sehingga tak dilecehkan, diculik atau diperkosa saat masa perang. Karena ini, selain kepada teman-teman yang telah memberi selamat, pertama-tama saya berterima kasih kepada semua cerita yang pernah saya baca dan saya dengar, lebih-lebih kepada semua yang menceritakannya pada saya," ujar Faisal dalam acara "Malam Jamuan Cerpen Kompas 2018" di Bentara Budaya Jakarta, Jumat(26/6/2019).


Faisal meraih penghargaan itu atas karyanya "Kapoties dan Batu yang terapung". Sedangkan Raudal Tanjung atas karya "Aroma Doa Bilal Jawad".

Sebanyak 53 cerpen telah dimuat di Kompas edisi Minggu sepanjang 2018. Para cerpenis pun berasal dari sejumlah kota di Indonesia dan menyumbangkan cerpen dengan tema yang bervariasi.


"Mulai dari keluarga, kekerasan seksual sampai sosial politik. Sebenarnya, ini jamak saja jika dibandingkan dengan tema-tema cerpen Kompas selama ini," ujar salah satu anggota Tim Juri Cerpen Pilihan Kompas 2018 M Hilmi Faiq.

Bukan hanya memberi penghargaan untuk cerpen terbaik, Cerpen Pilihan Kompas 2018  juga menghadirkan sesuatu yang berbeda, salah satunya adalah dengan menggandeng Adrian Yunan untuk membuat lagu dari salah satu cerpen terbaik dan diberi judul "Aroma Doa".(bws/net)

Komentar