Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta-Minahasa, meninggal disini setelah diasingkan Kompeni Belanda.
Gembelgaul.com - Bersama beberapa Kepala OPD dan Pimpinan BUMD Prov Jatim, Gubernur Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa ziarah ke Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta dan Kiai
Muslim Muhammad Halifah (Kyai Modjo) di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara Kamis
(25/8).
Ziarah ini khusus dilakukan di
sela kunjungan kerja Gubernur Khofifah dalam rangka Misi Dagang Jatim dengan
Sulawesi Utara. Tak hanya itu, ziarah ke makam pahlawan nasional juga sekaligus
dilakukan untuk menguatkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
Sebagaimana diketahui, Tuanku
Imam Bonjol merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat.
Tuanku Imam Bonjol di zaman kolonial Belanda diasingkan di Lotta, Minahasa saat
memperjuangkan Kemerdekaan bangsa dan tanah air.
“Kita sengaja menyempatkan diri
ziarah ke makam pahlawan nasional. Kemarin kita baru saja merayakan HUT RI yang
ke 77. Tentu dengan ziarah ini kita berharap bisa memaknai perjuangan para
pahlawan nasional dalam meraih kemerdekaan,” turutnya.
Makam Kyai Mojo, salah satu panglima Pangeran Diponegoro yang diasingkan di Tondano-Minahasa.
Sama halnya dengan Tuanku Imam
Bonjol, Kyai Modjo merupakan sosok Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang
sebelumnya diasingkan di Tondano, Minahasa di zaman kolonial yang kemudian
dipindahkan di Makasar.
Kyai Modjo datang bersama 63
orang pengikutnya yang kemudian mereka bercocok tanam dan menjadi pengrajin,
mulai kayu hingga penjahit.
Tidak sampai disitu, ke-63
pengikutnya pun kemudian memperistri warga sekitar aliran sungai Tondano.
Setahun usai kedatangan Kyai Mojo dan pengikutnya, istri Kyai Mojo didatangkan
dari Jawa.
Setelah bertahun-tahun menetap di
pengasingan dan membentuk kebudayaan di Tondano, muncullah sebuah desa yang
dinamai Jawa Tondano (Jaton). Dimana kebanyakan asal mereka yang bersuku Jawa
tepatnya berasal dari Jawa Tengah.
baca juga : pengalaman naik kawah ijen pakai matic
Usai ziarah Gubernur Khofifah
mengatakan bahwa sikap toleransi dan moderasi
harus dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kebhinekaan
negeri inilah yang membuat bangsa
Indonesia kaya.
“Ini lah yang harus kita jadikan
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Toleransi dan moderasi menjadi hal yang sangat penting,” ucapnya
Kepada Juru Kunci Makam Kyai
Modjo Hari Parbo, Khofifah menitipkan pesan agar adanya penanda yang paten
bahwa ditempat ini ada Pahlawan Nasional.
“Didepan sudah ada plakat
penanda. Tapi didalam belum tertera. Alangkah baiknya jika bisa diberi tanda bendera merah putih yang terbuat dari plakat besi juga. Sehingga
lebih tahan lama,” ungkap Khofifah.
Khofifah kemudian juga memberikan
pesan bahwa makam istri Kyai Mojo yang ada diluar pagar makam Kyai Mojo
sebaiknya dijadikan satu.
Namun kendala ditemui sebab saat
ini makam tersebut telah menjadi cagar budaya milik Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
“Mungkin bisa bersurat ya ke Kementerian. Sehingga bisa satu area pagar
dengan Kyai Modjo serta diberi penanda
nama agar dapat dikenali bagi peziarah kapanpun,” ucapnya. ggc
Komentar
Posting Komentar