Memasak onde-onde Bo Liem perlu extra hati-hati.
Gembelgaul.com -
Tak afdol rasanya berkunjung ke Mojokerto tanpa mencicipi jajanan legendaris khas
daerah ini, yakni Onde-onde. Jajanan
berbentuk bulat berbalut wijen dengan isian kacang hijau itu memang memiliki
rasa yang begitu nikmat.
Saat berkunjung
ke Mojokerto, Minggu(11/9), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
menyempatkan diri menikmati dan menyaksikan langsung proses pembuatan Onde-Onde
Bo Liem yang berdiri sejak tahun 1929. Berada di Jalan Empunala nomor 43,
onde-onde kondang ini memiliki beberapa varian yang lezatnya sudah diakui
hampir seratus tahun.
“Saya rasa brand
Onde-Onde Bo Liem ini sangat legendaris . Karena kalau orang-orang sebut
Onde-Onde ya disini (Mojokerto) pusatnya,” ucap Gubernur Khofifah dihadapan
awak media.
Meski mudah di
replikasi, Gubernur Khofifah menyebut produk Onde-onde Bo Liem ini memiliki
kekhasannya tersendiri. Sebab, ragam isian , kenyal dan legitnya onde-onde ini
sudah terkenal di penjuru Nusantara.
“Sekali lagi
produk onde onde Bo Liem ini sangat
legend. Tidak hanya di Mojokerto saja, tapi di seluruh Indonesia pasti
mengenalnya,” tegasnya.
Onde-onde ini
memiliki beberapa varian isian yakni kacang hijau, cokelat atau keju yang pulen
renyah dan legit. Selain isiannya yang lezat, onde-onde buatan generasi ketiga
keluarga Bo Liem ini mempunyai kulit yang lembut pulen dan gurih bertaburkan
wijen. Sebab adonannya menggunakan tepung ketan berkualitas dicampur gula pasir
dan garam. Wijen yang digunakan pun diimpor dari India sehingga wangi semerbak.
baca juga : naik kawah ijen enak juga pakai matic
“Meski banyak
variannya, yang klasik (isian kacang hijau) tetap yang paling asyik menurut saya,”
ungkap Gubernur Khofifah.
Khofifah sapaan
lekatnya kemudian juga berkesempatan melihat secara dekat proses penggorengan
Onde-Onde Bo Liem ini. Proses penggorengan onde-onde juga menggunakan prosedur
yang ketat dan bisa disaksikan langsung oleh pembeli. Memakai minyak goreng
berkualitas, pembatasan maksimal 250 onde-onde sekali goreng agar matangnya
merata hingga penggorengan pada suhu 150 derajat celcius selama 15 menit.
Alat
penggorenggannya pun juga khusus, karena berukuran jumbo. Wajan ini mampu langsung
menampung 54 liter minyak goreng.
“Pemilik toko
pun menjamin onde-onde Bo Liem buatannya masih segar karena ia melakukan
beberapa kali penggorengan setiap harinya,” tuturnya
Mantan Menteri
Sosial RI ini kemudian mengatakan, bahwa harus ada inovasi pada teknologi
pangan yang memungkinkan kudapan legit ini mampu bertahan lebih lama. Sebab,
onde-onde ini sengaja dibuat tanpa bahan pengawet bertahan sampai tiga hari.
“Ini hanya mampu
bertahan 3 hari. Karenanya jika dibawa sebagai oleh-oleh relatif harus cepat
dikonsumsi. Mungkin teknologi pangan bisa memberikan inovasi agar produk ini
bisa bertahan lebih lama meski tanpa bahan pengawet didalmnya,” jelasnya.
“Reseller
diberbagai titik juga perlu dijajaki untuk membuka kesempatan kerja UMKM lebih banyak lagi karena potensinya besar.
Karena ini sangat legend bagi Mojokerto dan Jawa Timur pada umumnya,”
tambahnya.
Diakhir,
Khofifah juga mengapresiasi jajaran Pemerintah Kota Mojokerto yang telah
memberikan sentuhan klasik di pusat kota. Karena, upaya tersebut bisa menjadi
daya tarik masyarakat ke kota Mojokerto dan tentu menambah
daya beli masyarakat terhadap UMKM di Pusat Kota tersebut.
“Spotnya disini
keren. Desain gedung di sekitaran
pendopo kota Mojokerto sangat instagramable. Saya hadir di Mojokerto sekalian
untuk mengeksplor keunikan arsitektur,
makanan/minuman serta produk UMKM lokal,” pungkasnya.ggc
Komentar
Posting Komentar