Gembelgaul.com - Gubernur
Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Kawasan Perdesaan Agroforestri
Kopi Lereng Gunung Arjuno (AKLA) di area
Wisata Oyot Coban Talun Desa Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Rabu (14/6).
Gubernur Khofifah
menyatakan rasa optimisnya bahwa Agroforestri Kopi ini bisa tembus pasar ekspor
menyusul success story produk kopi Jatim lainnya, mulai kopi Kare dari Madiun,
Kopi Wonosalam dari Kabupaten Jombang, serta Kopi Dari Bondowoso.
Produk kopi
tersebut berhasil tembus pasar ekspor setelah dikembangkan melalui sistem
communal branding sehingga bisa menembus pasar ekspor dengan kuantitas yang
besar serta kontinuitas yang terjaga.
"Saya tadi
bertanya kepada petani kopi, kapan ini panennya dan ternyata dua tahun setelah
tanam bisa dipanen hasil kopinya. Saya minta pada para petani di sini supaya
segera disiapkan produknya untuk bisa masuk dalam Comunal Branding, karena
potensi ekspornya begitu besar," tegasnya.
Sistem communal
branding besutan Gubernur Khofifah ini menjadi andalan guna mendorong produk
Jatim untuk masuk ke pasar internasional.
Sistem ini menjawab
kendala produk ekspor yang terkadang kualitasnya bagus tapi secara kuantitas
dan kontinuitas sulit untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
baca juga : bikin perangkap lalat dari sedotan bekas
Melalui Communal
branding atau sistem branding satu merek ini bisa dimanfaatkan banyak pelaku
usaha sebagai solusi meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan
untuk orientasi pasar ekspor.
“Oleh karena itu,
jika sudah masuk pada pasar ekspor dan Comunal Branding tugas selanjutnya
adalah Quality Kontrol harus dilakukan,” tegasnya.
Selanjutnya,
Khofifah juga memandang banyaknya potensi pertanian di Kota Batu yang bisa
dikembangkan untuk masuk sebagai Desa Devisa.
Menurutnya
pertanian Kota Batu sangat potensial untuk menyusul 140 Desa Devisa yang telah
lebih dulu terbentuk di Jatim.
“Salah satu syarat
bisa masuk Desa Devisa adalah ketika dalam satu desa itu memiliki keunggulan
produk yang genuine dan original bukan produk dari desa lain.
Selain itu, banyak
warga desa melakukan pengembangan produk tersebut secara masif. Di Batu saya
yakin ini banyak sekali yang potensial,” tandasnya.
Khofifah berharap
desa devisa di Jatim jumlahnya semakin banyak sehingga nanti banyak desa
menjadi jembatan memasarkan produk lokal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi
Jatim, bahkan nasional.
"Desa Devisa
ini akan mendapat bantuan dan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI). Termasuk akses pasar hingga akses pembiayaannya.
Ini penting, ketika
nanti sudah melakukan transaksi berbasis ekspor, transaksi akan di dukung oleh
Bank Exim," urainya.
Lebih lanjut
dijelaskan Khofifah, Saat ini di Jawa Timur telah terbentuk 27 kawasan
perdesaan yang terjalin dari kerjasama 150 desa di 16 Kabupaten/kota.
Dimana salah
satunya adalah kawasan Argoforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno yang terbentuk
dari empat desa yakni Desa Tulungrejo, Sumbergondo, Giripurno dan Bulukerto.
"Terbentuknya
kawasan ini merupakan hasil sinergitas dan kolaborasi para pihak melalui
tahapan persiapan yang cukup panjang mulai dari rapat koordinasi, pelatihan,
fasilitasi," ungkapnya.
Khofifah memberi
apresiasi dengan di Launchingnya Perdesaan Agroforestri ini akan menjadikan
meningkatkan kawasan wilayah desa selaras dengan tata ruang kabupaten/kota.
Sekaligus juga bisa
meningkatkan infrastruktur, taraf ekonomi, dan pengembangan teknologi tepat
guna demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Selain itu, ia juga
mengaku bersyukur Agroforestri ini memadukan dan mengedepankan antara produksi
kopi yang dihasilkan dengan vegetasi yang tetap menjaga daya dukung alam secara
bersama sama.
Terlebih dampaknya
bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar area bersama sinergitas yang lebih
dikuatkan.
baca juga : rice cooker rusak jangan dibuang, bisa disulap menjadi kompor listrik
"Saya yakin
ini menjadi referensi bagi daerah lain dan menjadi bagian yang akan
menginspirasi bagi banyak desa lain untuk dikembangkan. Ini ibarat kita menabuh
genderang.
Ayo kita bangun
kawasan Perdesaan yang memiliki spesifikasi produk produk yang bisa kita
tingkatkan baik skala produksinya ataupun perluasan pasarnya. Harapannya
kesejahteraan masyarakat akan meningkat," pungkasnya.
Sementara itu Pj.
Walikota Batu Aries Agung Paewai mengatakan, Kawasan Perdesaan Agroforestri
Kopi Gunung Arjuno ini memanfaatkan kawasan perhutani yang ada di Kota Batu
dengan luas 17.000 m2 untuk empat desa.
Tahap pertama 2500
m2, dan sisanya akan diselsaikan pada tahap kedua.
Kerberadaan
Agroforestri ini juga sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim yakni Inisiatif,
Kolaboratif Inovatif (IKI) dalam mengambil peran untuk berupaya mengembalikan
kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan variable
kesejahteraan masyarakat.
Aris menyatakan
optimismenya komoditas Kopi ini bisa menjadi komoditas unggulan selain
komoditas Apel yang sudah menjadi Ikon dari Kota Batu.
baca juga : lem ajaib ini bisa menambal berbagai barang yang bocor
Komoditas Kopi ini
akan terus di dorong untuk dikembangkan selain komoditas Apel yang menjadi icon
bagi masyarakat Kota Batu.
"Pembangunan
kawasan perdesaan ini bukan hanya pemerintah, perhutani akan tetapi milik semua
komponen masyarakat Kota Batu.
Nantinya,
kelestarian kawasan hutan akan membawa dampak positif terciptanya udara yang
bersih, sejuk dan segar," tutupnya.ggc
Komentar
Posting Komentar