Gembelgaul.com - Didampingi Wakil Bupati Sumenep, Kadis PR,
KP, dan Perhubungan Kab. Sumenep serta Kadishub Jatim, Gubernur Khofifah
meresmikan Dermaga Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang ditandai dengan
penandatanganan prasasti dan pengguntingan untaian melati.
Usai meresmikan, Gubernur Khofifah menekankan bahwa
Pelabuhan Dungkek dan Gili Iyang merupakan milik masyarakat.
Dan revitalisasi kedua pelabuhan ini sengaja dilakukan
Pemprov Jatim untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan jasa . Sekaligus
untuk mendorong arus wisata dan perekonomian daerah.
Hal ini cukup beralasan, karena selama ini perjalanan laut
di sekitar Dungkek dan Gili Iyang belum terakses secara proporsional. Hal itu
diketahuinya dari salah satu tayangan TV Nasional yang ditontonnya beberapa
tahun lalu sebelum menjadi gubernur.
"Saat itu ada sapi yang dikirim dari Sapudi. Tapi
kemudian sapi itu didorong di tengah laut untuk berenang sampai tepi. Saya
kebetulan dari dulu memiliki satu keberpihakan terhadap _animal welfare_. Maka
saya bilang ini harusnya kita bisa menyiapkan aksesibilitas bagi proses
mobilitas untuk masyarakat dan ternak," ucapnya.
Barulah kemudian baik Pelabuhan Dungkek maupun Gili Iyang
dibangun dengan dana Bantuan Keuangan (BK) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
baca juga : napak tilas pengasingan Soekarno di Bengkulu
Pada tahun 2019,
Pemerintah Kabupaten Sumenep memperoleh bantuan sebesar Rp. 60 miliar untuk
membiayai revitalisasi.
Rincian revitalisasi itu antara lain Rp 17,9 miliar untuk
Pelabuhan Gili Iyang dan Rp 41,6 miliar untuk revitalisasi pembangunan
Pelabuhan Dungkek.
Revitalisasi Pembangunan Pembangunan Pelabuhan Dungkek
sendiri dilaksanakan tahun 2020 oleh Dinas Perhubungan Kab. Sumenep, dengan
nilai kontrak sebesar Rp 41,5 miliar.
Yang mana, Pelabuhan Dungkek memiliki panjang trestle 140
meter dan lebar 7 meter. Sedangkan panjang jetty-nya mencapai 42 meter dengan
lebar 8 meter.
Fasilitas penunjang di pelabuhan ini yaitu gedung kantor,
terminal penumpang, area parkir, genset, dan tandon air.
Sementara itu, revitalisasi pembangunan Pelabuhan Gili Iyang
selesai pada 2022 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 12,4 miliar.
Pelabuhan Gili Iyang ini memiliki panjang trestle 195 meter
dengan lebar 3,5 meter. Sedangkan jetty-nya memiliki panjang 33 meter dengan
lebar 8 meter.
Khofifah menegaskan, selain untuk memudahkan mobilitas
masyarakat sekitar, kedua pelabuhan ini dapat menjadi akses ke daerah wisata Gili Iyang maupun Gili Labak.
Terlebih karena Gili Iyang merupakan wisata kesehatan dengan
kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania. Yaitu 20,9% lebih
tinggi dari daerah lain.
"Gili Iyang ini adalah anugerah Allah yang luar biasa
yang Allah turunkan ke Bumi Sumenep, Bumi Madura, Bumi Jawa Timur, Bumi
Indonesia. Ini akan menjadi wisata kesehatan yang luar biasa di luar wisata goa
dan pantai," terangnya.
"Teman-teman bisa membayangkan ketika ada Covid-19,
betapa oksigen yang Allah siapkan tiba-tiba kita kesulitan menghirupnya. Tapi
Allah menurunkan anugerah oksigen terbaik kedua di dunia itu ada di Gili
Iyang," lanjut Khofifah.
baca juga : yuk keliling Indonesia pakai mobil
Untuk itu, mantan Menteri Sosial RI itu meminta agar semua
pihak bertanggungjawab terhadap perawatan Dungkek dan Gili Iyang. Banyak yang
dapat dilakukan, termasuk penggunaan motor listrik untuk menjaga
alam.
Selain itu, pemaksimalan potensi sekitar harus sepenuhnya
menguntungkan masyarakat lokal. Sehingga, pembangunan pelabuhan akan terasa
signifikan bagi upaya mendongkrak
ekonomi Sumenep.ggc
Komentar
Posting Komentar